Suatu malam yang sudah larut, saya dan anak-anak sudah
nyenyak tertidur. Tiba-tiba, si kecil akifa terbangun dan mulai menangis. Saya
coba susui, tetapi dia menolak. Bahkan tangisannya pun semakin keras. Saya coba
gendong dan peluk, tetap menangis semakin keras lagi. Saya raba perutnya, balur
dengan minyak telon, masih menangis dengan alis yang semakin merah. Saya
bingung, takut juga kalau tangisan gadis kecil ini akan membangunkan ompung dan
neneknya atau bahkan mengganggu istirahat tetangga.
Saya coba bawa akifa keluar kamar menuju kamar kerja ayahnya.
Ternyata ayah belum tidur. Ayah coba gendong akifa yang masih menangis.
Berpindahlah gadis kecil ini ke pelukan ayahnya. Dan, seketika itu juga dia
diam, senyum-senyum. Alhamdulillah akifa kembali ceria. Setelah 5 menit, ayah
coba letakkan akifa untuk saya susui, ternyata dia kembali menangis. Akhirnya
ayah peluk akifa lagi, sambil bernyanyi, hingga kemudia akifa tertidur pulas di
pelukan ayah.
Setelah akifa kembali tidur, saya berbincang sedikit dengan
ayah, membahas kenapa akifa galau malam ini. Analisis saya, akifa galau karena
rindu bau asem ketek ayah. Dan kali ini, nenen pun tidak bisa mengalahkan bau
ketek ayahnya. Meskipun sering galau kalau ayah tidur terlalu larut bahkan
pagi. Saya ambil sisi positifnya, karena ada bala bantuan yang siap membantu
ketika anak-anak rewel tengah malam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar