Alhamdulillah,
total sudah lima semester saya kembali memasuki dunia pendidikan tinggi. Bukan
sebagai mahasiswa Program Doktor, tetapi sebagai staff pengajar di Perguruan
Tinggi. Tiga semester awal saya lalui sebagai dosen tidak tetap di salah satu
PTN di Sumatera Utara. Sempat berhenti selama satu semester ketika anak saya
lahir dan kami memutuskan untuk hijrah
ke Kendal. Dua semester ini saya diangkat sebagai dosen tetap di sebuah PTS
baru di Kendal, kampung halaman saya.
Keceriaan Sebelum Berangkat |
Saya
sangat menikmati pekerjaan saya sebagai pengajar. Berkesempatan berbagi ilmu
adalah alasan yang utama. Bertemu dengan mahasiswa-mahasiswa yang kritis dan
antusias dengan materi yang saya berikan adalah kepuasan tersendiri. Alasan
berikutnya adalah bisa bertemu dan bertukar pikiran dengan rekan kerja sesama
dosen yang semakin menambah ilmu dan wawasan yang saya punya. Sungguh nikmat
yang luar biasa yang Alloh berikan kepada saya.
Meskipun
masih seumur jagung menjadi seorang dosen, banyak sekali hal yang membuat saya merasakan
manis, asam, asin dan pahitnya kehidupan. Hehe. Sebagai pengguna social media, terutama facebook dan
twitter tak jarang saya mencurahkan isi hati ke dalam “status facebook” dan
kicauan di twitter.
Kisah
manis dan bercampur sedikit asam seperti tergambar pada status saya berikut
ini:
Curhat #1 |
9 September 2011
“banyak yang mengira saya mahasiswa, hehe jadi pengen jadi mahasiswa lagi.. :D”
Ada
dua kejadian yang melatar belakangi munculnya status tersebut. Kejadian pertama
adalah ketika pertama kali memasuki ruangan kantor dosen, teman-teman dosen
mengira saya mahasiswa yang sedang mencari dosen. Maklum saja, saat itu saya
masih berumur 24 tahun, masih imut-imut, masih pantas juga menjadi mahasiswa
S1. Ahh saya jadi tersipu malu.. Kejadian kedua adalah ketika saya berjalan
pulang selepas mengajar. Beberapa mahasiswa yang sedang berkumpul memanggil
saya dan berkata. “Dek, dapat salam dari kawanku”. Saya hanya belalu diam. Tak
saya pedulikan lagi mahasiswa-mahasiswa tersebut memanggil. Dalam hati saya,
sebel banget, tapi pengen ngakak juga. Ternyata ada-ada saja ya tingkah polah
mahasiswa.
Seorang sahabat bernama Adis Imam Munandar memberikan komentar “saya senang atau sedih yah.. senang: berarti awet muda.. sedih: kelakuan kayak anak kecil kali jadi disangka mahasiswi dech.. :p”
Komentar
tersebut memang benar adanya. Ada dua kemungkinan banyak orang yang mengira
saya mahasiswa. Yang pertama mungkin karena saya memang awet muda.. hehe, yang
ini minta ditimpuk. Atau yang kedua, karena kelakuan saya yang seperti anak
kecil. Apakah cara bicara saya, ataukah sikap dan pembawaan saya. Entahlah,
yang pasti saya harus banyak introspeksi diri dengan adanya komentar ini.
Tidak
hanya kisah manis asam saja yang pernah saya alami dan saya tuliskan di status
facebook. Kisah asin dan pahit berikut ini juga saya tuangkan di status
facebook berikut ini:
1 Agustus 2012
“seobjektif mungkin saya berusaha menilai sesuatu,, namun kalau masih saja ada yang keberatan seharusnya bicarakan baik2 tidak dengan mengumpat dengan akun facebook yang tidak jelas, itu tidak mencerminkan perilaku mahasiswa..”
Curhat #2 |
Status
tersebut dilatarbelakangi oleh kejadian yang membuat saya menangis semalaman..
Haha, yang ini agak lebay.. Seorang pengguna facebook dengan akun yang tidak
dikenal mengirim inbox pada saya yang isinya cacian, makian, protes, dan
macam-macam lainnya yang berkaitan dengan cara penilaian yang saya lakukan. Saya
merasa sedih dan kecewa. Saya merasa sudah memberikan nilai sesuai ketentuan. Tetapi
tetap saja ada pihak-pihak tertentu yang merasa keberatan. Namun, lagi-lagi
dengan kejadian ini, saya harus banyak introspeksi diri agar ke depannya
semakin baik.
Di tengah kegalauan saya, sahabat terdekat sekaligus teman #BincangMalam saya Rizal Ma’ruf Amidy Siregar berkomentar “zaman edan... sayangnya masih ada mahasiswa/i yang tidak menyadari kalo FB dapat menjadi media SILATURRAHMI.. sayangnya ada yang memanfaatkan FB untuk mengumpat dan mencari musuh.. dan merasa AMAN KARENA TIDAK KELIHATAN. TAPI.. Bukankah ALLAH MAHA MELIHAT???”.
Komentar sahabat
tersebut sedikit melegakan saya. Saya jadi berpikir, mungkin mahasiswa/i yang
melakukan protes kepada saya tersebut sedang galau, dan menumpahkan
kegalauannya ke social media. Namun, kegalauan yang membabi buta menyerang
kesana kemari itu tidak hanya bisa merugikan orang lain, tetapi si pengguna
tersebut juga akan terkena dampaknya. Jadi, bijaklah menggunakan social media. Gunakanlah
social media untuk menjalin silaturrahmi, bukan untuk mencari musuh.
Artikel ini diikutkan dalam Giveaway Blogger Dengan DuaStatus di
BlogCamp.
huwa, status pertama itu bener banget, kan emng masih muda, jadi ibu muda yang satu ini memang dosen muda yang pintar :) status kedua itu, plis deh buat mahasiwa/i yang berperilaku seperti itu, lebih baik mencerdaskan diri daripada merusak diri dengan kata-kata yang tidak baik *kesel....
BalasHapushehe... makasih makasih makasih... *perlu bayar ke kasir ga nih mbak,, wakakak*
Hapuspokoknya intinya mah, siapapun itu.. media sosial harusnya untuk silaturrahmi bukan cari musuh.. ya kan mbak..
setuju nih, ibu dosen yg imut its a compliment mak, hehe
BalasHapusn buat status yg ke2, sahabat yg jadi temen hidup ya mak :)
yah, ketahuan deh.. padahal tadi pake muter-muter dulu nyebutnya.. btw makasih ya sudah berkunjung.. :)
Hapusdisangka mahasiswa ? AAMiin kan aja mak...
BalasHapusmana tau lanjut mahasiswa s-3
Aamiin.. iya betul sekali mbak... siapa tahu menjadi kenyataan saya bisa jadi mahasiswa lagi,,
Hapusterima kasih sudah berkunjung.. :)
Terima kasih atas partisipasi sahabat
BalasHapusSegera didaftar
Keep blogging
Salam hangat dari Surabaya
Terima kasih pakdhe...
Hapus^_^
Salam hangat dari Kendal
Yah sebelum baca postingannya td...sy kira mbak msh kuliah...hbs masih imuttt...sukses GA-nya mbak...
BalasHapushehe,, tampang di foto itulah yang membuat saya sering dikira mahasiswa mbak.. padahal mah sebenarnya beneran imut/item mutlak.. hehe
Hapusmakasih ya mbak sudah mampir
kapan-kapan insyaALLAH, saya akan buat curhatnya seorang mahasiswa baru ,. hehe
BalasHapussipp.. menulislah, maka engkau akan kaya... :)
Hapuskaya apa bu?? kaya monyet?? hahahaa
HapusHaha.... kk masih ingat dengan status yg kedua.....
BalasHapusKrn kesal... kakak ikut2an krm inbox ke akun yg gak jelas itu.....
Bknnya dibalas.... kakak malah diblokir.....
#Kalau kk kebalikannya dek....waktu pertama jd mahasiswa S2, malah dikira dosen.
Gak tau apakah karena awet tua atau krn kelihatan berwibawa.....(#_Ondottong....)
hehe,, saking bersemangatnya ya kak.. tapi ya sudahlah, untuk pelajaran ke depannya..
Hapushehe,, kalo kakak ya iyalah dikira dosen, dari pakaian, dan semuanya sudah mendukung itu kak.. :)
makanya minta dikirim 'baju2 dosen' ke kendal
HapusMemang penampilan kadang sangat mempengaruhi asumsi dalam menilai orang yang tidak dikenal (cie yang dikira mahasiswi baru yang baru lulus sma :)
BalasHapushehe,, ebetul itu.. maka dari itu suguhkan penampilan terbaik dimanapun itu :)
HapusSalam Takzim
BalasHapusAda kebahagiaan dan kepuasan tersendiri tentunya setelah kita dapat menyelesaikan suatu postingan apalagi postingan itu postingan lomba karena hampir semua sahabat akan memeras otak kirinya untuk memadu berbagai kata agar tulisan yang akan diposting dapat diterima di hati shohibul kontes. Karena postingan kontes akan dinilai dan diberi apresiasi sehingga postingan diusahakan serapih mungkin. Selamat buat bu Dosen yang masih menyempatkan diri untuk menulis dan berkunjung ke rumah para blogger, semoga ada hibroh yang saya ambil dari pengalaman bu dosen
Salam Takzim Batavusqu
Terima kasih atas kunjungan dan apresiasinya pak. Saya menggunakan sarana blog ini untuk berlatih atau membiasakan diri untuk menulis pak, sebelum suatu saat ada tuntutan untuk menulis ilmiah..
HapusSalam Takzim :)
Wah asiknya bisa tetap berkarya di kampung halaman. Selamat ya
BalasHapusalhamdulillah mak lusi.. terima kasih sudah berkunjung.. :)
Hapusalhamdulillah pak.. semoga bapak juga segera punya kesempatan mengajar sesuai apa yang bapak inginkan..
BalasHapusmakasih pak atas kunjungannya.. :)
bagus bagus bagus :)
BalasHapushebat hebat hebat
BalasHapus