Konsisten menulis itu hal yang
sulit bagi saya. Ketika kecil, saya suka mengoleksi buku harian lucu, tetapi tak sedikitpun ada tulisan saya di dalamnya. Mungkin hanya
ada catatan biodata teman-teman sekelas. Selanjutnya Saya tumbuh besar menjadi
seorang remaja yang tidak “Berani Bicara”. Malu mengungkapkan pendapat di depan
umum. Perasaan khawatir berbuat/mengajukan
pertanyaan bodoh yang pada akhirnya berlanjut muncul perasaan-perasaan tidak
pede berbicara di depan umum.
Saya bersyukur, karena saya masuk
program studi yang mengharuskan/memaksa saya untuk “Berani Bicara”. Meskipun pada
awalnya saya hanya mendapat nilai asal lulus di mata kuliah yang banyak diskusi
dan presentasi. Saya tidak menyerah, hingga pada saat ini saya sudah mulai “Berani
Bicara” di depan umum. Alhamdulillah, Alloh memberi kemudahan. Saya bisa
melawan rasa malu untuk tampil.
Proses "Berani Bicara" |
Namun, pernahkah anda melihat tayangan di televisi yang kurang mendidik seperti menunjukkan kehidupan glamour remaja di mall, penggunaan bahasa alay, bahkan debat politik yang mirip orang berkelahi. Saya melihat ini akan berdampak buruk terhadap kemampuan berbahasa pada generasi muda. Mereka akan sulit berproses menjadi manusia yang "Berani Bicara" dengan baik lagi santun nantinya. Hal ini menjadi tugas kita bersama. Kita bisa mulai dari lingkungan terkecil yaitu keluarga dan lingkungan sekitar kita. Tanamkan bahwa orang Indonesia "Berani Bicara" tetapi tetap santun adanya.
# 213 kata
setuju Mak, berani bicara tapi bukan asal jeplak, yang ujung-ujungnya malah berakibat buruk pada sekelilingnya. bicara yang membawa manfaat, atau lebih baik diam :). salam kenal
BalasHapusasik artikel menarik
BalasHapus@ Rebellina Santy: salam kenal.. Iya mak, miris kalo lihat tayangan di tv banyak orang yang berani bicara tetapi lupa atau tidak tahu bagaimana bicara yang baik dan santun..
BalasHapus@hana sugiarti: makasih ya mak sudah berkunjung.. :)
ajari saya untuk berani bicara dg baik dan santun bu..
BalasHapushehe...
@Galih Guliano: yuk belajar bersama, saya yakin mas galih juga bisa.. semangat ya.. :D
BalasHapussama kyk sayadulu, mak...sekarang masih sich....hehee...., saya lebih lancar kalo apa yg ingin disampaikan melalui tulisan aja, lebih gimana gitu bahasanya bila dibandingkan bicara, hehee...
BalasHapusbtw, rumahnya keren sekarang, maak.....:)
@Emi Syofyan: mak, "bicara" kan ga harus lewat lisan.. Kita menulis di blog sebenarnya juga "bicara".. jadi baik "berani bicara" melalui lisan maupun tulisan tetap baik dan santu.. begitu kira-kira..
BalasHapushehe, makasih ya mak sudah berkunjung di rumah yang habis direnovasi ini.. :D
betul, dik Ami, kita memang harus berani bicara, tapi bicara kebenaran dan dengan gaya yang santun serta tidak menyakiti, dengan intonasi yang terjaga dan gestur yang indah. Trims lho sudah mampir ke blog saya.
BalasHapusFotonya keren
Setuju Mbak... Jaman sekarang byk org berani bicara tapi gak tau caranya berbicara (benar). Salam :)
BalasHapusSetuju mbak, harus kita mulai dari diri sendiri dan keluarga.
BalasHapusmakanya ada perumpamaan, mulutmu harimaumu ya mbak, apa yang dibicarakan menjadi tanggung jawab so tetap dijaga, memang nggak mudah tapi bisa dibiasakan
BalasHapusinsyaALLAH bisaaaaa
BalasHapusterkadang para pejabat juga tidak memberikan contoh yang baik untuk rakyatnya
BalasHapusiya bener mak, butuh keberanian dan kebiasaan untuk tampil d depan umum, awalnya memang panas dingin ya :)
BalasHapusIya mbak, mari kita hidupkan kembali budaya bicara yang sopan santun :)
BalasHapussetuju say, berani bicara itu penting tp hrs tetep jaga sopan dan santun :) makasih udah ikutan GA-ku :)
BalasHapusbener bgt mba.. acara tv sekarang kox semakin kesini semakin kurang mendidik ya, perlu pilih-pilih nih dalam nntn tv.. jangan asal seneng
BalasHapus@ani rostiani: iya bu, betul sekali bu.. tulisan ini juga sebagai pengungat untuk saya.. terima kasih sudah mampir dan meninggalkan jejak..
BalasHapussalam hangat dari kendal..
@Eusry Noor:Salam kenal mb eusy.. terima kasih sudah mampir.. semoga kita semua bisa menularkan "berani bicara: baik dan santun" ini minimal kepada orang terdekat...
salam hangat dari kendal..
@menujumadani: betul sekali.. sesuatu itu akan lebih mengena jika kita mulai dari lingkungan terkecil kita.. terima kasih sudah mampir..
salam hangat dari kendal..
@Mrs. Asvan: betul sekali mbak,, memang tidak mudah, tetapi bisa kan juga karena biasa.. terima kasih sudah berkunjung.. salam hangat dari kendal..
@joe: betul sekali mas joe, kadang gerah juga kalau lihat tayangan di tv yang memperlihatkan pejabat/politisi yang kalau berbicara ga enak lah dilihat dan didengar.. tapi saya yakin masih banyak juga kok yang bisa bicara santun.. semoga ini menjadi pengingat buat kita juga ya.. salam hangat dari kendal..
BalasHapus@dnamora: desi,, betul sekali.. aku dulu groginya setengah mampus kalo bicara di depan umum, alhamdulillah lama kelamaan sudah terbiasa, semoga makin lancar.. hehe.. makasih ya sudah berkunjung ^_^
@Titis Ayuningsih: betul mak titis, kita memang harus kembali ke budaya sopan santun, tetapi bisa berani "bicara" yang baik juga... makasih ya sudah berkunjung.. ^_^
@ Napitupulu Monitorir: sama2 mbak,, sukses ya untuk GA pertamanya.. *salam peluk dari kendal*
BalasHapus@Informasi Perumahan Yogyakarta: betul sekali,, makanya kita juga harus menjadi penonton yang cerdas ya.. bisa memilih mana acara yg manfaat mana yg tidak..
terima kasih sudah berkunjung..
Ya ...
BalasHapusBerani bicara ... dengan cara yang baik dan santun adalah sebuah proses ...
seharusnya ini proses yang mudah ...
namun karena pengaruh-pengaruh yang tidak baik ... mejadikan "Berani Bicara" itu menjadi suatu yang sudah kelewat batas ...
Kritik ... masukan ... itu harus ...
Tetapi harus dilakukan dan disampaikan dengan kata-kata yang baik dan cara yang baik pula
Salam saya Mrs Amidy
(13/2 : 6)
@nh18: betul sekali pak... kritik dan masukan itu harus tetapi harus disampaikan dengan cara yang baik dan santun..
BalasHapusterima kasih sudah berkunjung... :)
Diam adalah emas.. tapi bicara adalah platinum..
BalasHapus@Agustinus Darto Iwan Setiawan: terima kasih pak sudah berkunjung :)
BalasHapusHehehe saya masih belum pandai ngomong di depan. Masih kenapa ya... semacam ada perasaan takut dibilang 'sok'. Gitu. Beda lagi kalo lagi ngobrol sama temen-temen malah ngga berhenti-henti. Duh.
BalasHapusBenar sekali, jika generasi sekarang lebih terbiasa dengan bahasa Alay nya maka lambat laun bahasa asli akan terlupa.. Memprihatinkan yah
BalasHapusCara berbicara akan menunjukkan siapa kita
BalasHapusBerbicara dengan jelas,mudah dimengerti dan santun layak didemonstrasikan oleh siapapun
Terima kasih artikelnya yang bermanfaat
Salam hangat dari Surabaya
betul sekali mak Utari, perempuan harus berani bicara (demi kebaikan) namun tetap santun dan lembut yang mencirikan perempuan :)
BalasHapusKemarin bales blogwalking anak kuliahan trus kaget krn bahasanya yg sungguh kasar pdhl berjilbab & aktif berorganisasi. Entahlah, lingkungan anak muda sekarang memang mengerikan meskipun kegiatannya juga positif
BalasHapus@ashima: "bicara" tidak hanya melalui lisan mbak.. kita menulis itu juga termasuk dalam "bicara".. mungkin mbak ashima belum terbiasa saja. tetapi bahasa tulisan mb ashima itu keren..
BalasHapussalam kenal,, terima kasih sudah berkunjung.. :)
@Etika Maria: Yuk mbak etika, kita mulai dari lingkungan terdekat kita..
terima kasih sudah berkunjung.. salam kenal.. :)
@Pakde Cholik: orang bisa menilai seseorang dari apa dan bagaimana orang tersebut berbicara pakde..
BalasHapusSalam hangat dari kendal.. terima kasih sudah berkunjung :)
@Rumah Jurnalku: betul sekali mbak arifah, yuk kita mulai dari lingkungan terdekat kita..
Terima kasih sudah berkunjung.. :)
@Lusiana T: Banyak faktor yang menentukan mak.. Jadi tetap harus ada kontrol dari lingkungan terdekat..
terima kasih sudah berkunjung :)