Merangkak dilakukan setelah bayi mampu duduk (tanpa bantuan). Biasanya di rentang usia 6-10 bulan. Merangkak dilakukan dengan menggunakan kedua tangan dan lutut. Gerakannya meninyilang; ketika tangan kanan maju, kaki kiri maju juga, begitupun sebaliknya. Ada yang mengatakan merangkak merupakan kemampuan alamiah yang umumnya dikuasai bayi dengan sendirinya. meskipun begitu, orang tua tetap perlu memberikan rangsangan agar proses merangkak dapat dilakukan dengan baik.
Terkait
stimulasi, ada beberapa hal yang penting dilakukan agar si kecil dapat memiliki
kemampuan merangkak sesuai tahap perkembangannya.
·
Beri stimulasi tengkurap
Sering-seringlah memposisikan bayi tengkurap. Pastikan
ia berada di alas yang nyaman, semisal matras atau karpet. Dengan posisi
tengkurap bayi belajar mengangkat kepala dan badan, bahkan bergerak dengan
perutnya dan kedua tangan-kakinya untuk mencoba “melangkah” maju.
·
Letakkan mainan/benda kesayangan di
depan bayi
Letakkan mainan favoritnya kira-kira 4-5 jengkal
tangan dewasa di depan bayi. Minta ia menggapai dan meraihnya. Lihatlah, dia
akan berusaha mengejar dengan cara menggeser posisi badan menggunakan perutnya.
Rangsang ia untuk merangkak, bukan merayap ataupun mengesot. Dengan cara
pelan-pelan menekuk kaki belakangnya sedikit saja, tapi hati-hati, jangan
sampai bayi terjungkal. Bila ia berhasil meraih dan memegang mainan itu, beri
pujian dengan mengelus kepala, tepuk tangan atau reaksi gembira lainnya.
·
Berikan contoh merangkak
Orang tua dapat memeragakan cara merangkak. Lakukan bersama-sama
si kecil dalam suasana bermain yang menyenangkan.
·
Sediakan waktu dan dampingi
Setidaknya beberapa menit, misal 5 menit, setiap
hari untuk belajar merangkak. Secara bertahap, waktu bisa ditingkatkan seiring
dengan peningkatan keterampilan dan kemampuannya. Selama mendampingi, hindari
meninggalkannya sendirian walau ada urusan sejenak. Berusahalah tetap di
dekatnya sehingga ia tetap fokus untuk belajar merangkak. Kalau kita beranjak
menuju tempat lain dan meninggalkannya, dikhawatirkan fokusnya beralih dan ia
pun akan mencari-cari kita.
·
Tidak memaksa, apalagi sampai memasang
target
Biarkan si kecil menikmati proses ini dengan aman,
nyaman dan menyenangkan. Seharusnya si kecil mampu belajar secara alamiah. Sama
seperti perkembangan lainnya, waktu yang dibutuhkan untuk belajar merangkak
berbeda-beda setiap bayi. Oleh sebab itu, hindari memasang target.
·
Jangan terlalu dini
Jangan memaksa bayi belajar merangkak sebelum ia
bisa duduk sendiri, apalagi bila tangan dan kakinya belum bisa menopang tubuh. Jadi,
sesuaikan saja dengan kemampuan dan usianya.
·
Sediakan lingkungan yang aman
Gunakan alas yang nyaman baik itu karpet maupun
matras lantai. Jauhkan benda-benda yang kemungkinan menimbulkan bahaya,
seperti: colokan listrik, atau benda-benda kecil yang mungkin diambil dan
dimasukkan ke dalam mulut. Paling penting, pastikan bayi dalam kondisi nyaman
ketika hendak diajak “bermain” merangkak.
Sumber: Tabloid Nakita Edisi 18-24 Februari 2013